Kumpulan Puisi Islami Tentang Kehidupan

Kumpulan Puisi Islami Tentang Kehidupan. Puisi menjadi ketertarikan sendiri bagi si pembaca untuk mengekspresikannya dalam bacaan maupun bagi si penyair dalam membuatnya. Untuk membuat puisi dibutuhkan keahlian khusus seperti imajinasi yang tinggi, mampu membuat kata-kata kiasan, mampu merangkai kata-kata dengan baik, dan lain sebagainya.

Puisi menurut bentuknya terdiri dari dua macam, yaitu Puisi Diafan (puisi yang isi kata-katanya mengandung arti jelas atau tanpa adanya diumpakan atau disepertikan), dan yang kedua adalah Puisi Prismatis (puisi yang mengandung kata-kata kiasan, sehingga sulit dimengerti atau diartikan). Akan tetapi seorang penyair lebih memilih membuat puisi prisamtis atau kiasan supaya puisinya lebih menarik dan memiliki makna yang lebih dalam.
kumpulan puisi islami tentang kehidupan
Ada banyak sekali jenis puisi yang dibuat oleh banyak penyair, seperti puisi tentang agama, puisi cinta, puisi untuk sahabat, puisi kehidupan, dan puisi-puisi lainnya.

Diantara kalian mungkin sudah pada tahu siapa saja penyair terbaik dan terhebat dalam membuat kayra puisi, dan tentu saja puisinya sudah dimuat diberbagai buku sekolah, majalah, koran, dan media-media lainnya, seperti Chairil Anwar, W.S. Rendra, Sutardji C, Emma Ainun Najib, dan penyair-penyair terkenal lainnya.

Selain penyair hebat seperti mereka, ada juga penyair hebat lainnya yang karya-karyanya sudah dimuat diberbagai media. Seperti Sulaiman Djaya. Mungkin diantara kalian Sulaiman Djaya belum terkenal seperti Chairil Anwar, dan lainnya, tetapi karyanya sudah dimuat diberbagai majalah loh, dan sudah ada bukunya pula.

Sulaiman Djaya dilahirkan di Serang, Banten pada tanggal 1 Januari 1978. Selain karya puisinya yang bagus dan indah, beliau juga ahli dalam membuat cerita fiksi dan esai. Akan tetapi karya yang paling sering dibuatnya adalah karya berupa puisi. Puisi indahnya sudah dibuat buku yang berjudul Mazmur Musim Sunyi. Luar biasa bukan?
kumpulan puisi Sulaiman Djaya
Sulaiman Djaya
Nah supaya kalian tahu seperti apa puisi indah yang dibuat oleh sang penyair Sulaiman Djaya, berikut beberapa puisinya. Puisi yang disampaikan kebanyakan puisi agama tentang kehidupan. Cocok buat kalian yang mau belajar membaca atau mau ikut lomba di acara-acara keagamaan. Nah berikut kumpulan puisi agama tentang kehidupan karya Sulaiman Djaya.

LAMPU

Oleh Sulaiman Djaya

Aku masuki malam yang selembut parasmu
dan aku adalah kata-kata yang berdiam
di buku-buku. Di salah satu ceritanya
ada kanak-kanak yang selalu berusaha

mengekalkan kenangan dengan seutas benang
bagi layang-layang yang khusuk membaca
langit merah sekedarnya. Aku adalah hujan
yang ingin sekali berkunjung ke rumahmu

dengan langkah-langkah sepi sepi seperti puisi.
Kertika senja yang kau suka masih basah,
maut dan cinta adalah perumpamaan
sekian rahasia perabot-perabot rumah tangga

yang ditinggalkan ibunda. Tetapi,
sebelum lembab malam menyelinap
di sebalik pigura, aku suka sekali
menyimak srigunting dan riuh para gelatik

sebelum sunyi magrib jadi lengkap
bersama dingin bulan april.
Tiup, tiuplah sayang, dengan nafasmu itu
jika kau sudah mengantuk

seperti sebaris lagu di meja bacaku.
Sebab aku pun adalah juga embun
di hening sabtu yang serimbun dua matamu
dan rindu telah lama jadi waktu.

2014


JENDELA

Oleh Sulaiman Djaya

Ada sebuah pintu yang terbuat dari udara :
daun-daun dan gerimis adalah kesepian
yang teramat kagum pada lampu

Kau tahu, tahun-tahun telah mencipta batu
ketika hujan baru saja beranjak
dari gugusan rambutmu.

Di sebentang pematang, di siang yang reda
yang menyimpan jejak kaki ibuku
ada lagu perkutut dan masa lalu

yang jadi sajakku. Di dingding rumah,
ketika kau sedang sibuk belajar membaca
ada barisan piguran dan almanak

menafsir bisu pada angka 27.
Ketika aku berdoa dengan kata-kata
yang paling lemah, sadarlah aku

yang paling rimbun ketimbang tahun-tahun
adalah sepasukan maut yang menjelma embun,
menjelma waktu dan sebaris rindu

2014


ZIARAH

Oleh Sulaiman Djaya

Apa yang akan kau tulis. Hafiz, jika kau hidup
di jaman ini? Kata-kataku tidak lahir dari hening
embun
tapi dari design mesin dan serbuan ikan di televisi.

Kadang aku tak sanggup lagi mengenali
bahasaku. Sampaikan salamku kepada Attar
Jika burung-burungnya singgah ke Tursina,

Makkah, atau Karbala. Dimanakah
dapat ku cium semerbak wangi lembah Kaf
dan Nur yang masyhur itu? Di dalam kalbu

ataukah di rintih doa para pelacur? Aku baca puisimu, Hafiz, dan membayangkan jalan sepi
yang kau lalui. Tapi dunia yang ku jumpai kini

lebih lincah dari perumpamaan-perumpamaan
yang kau kisahkan dengan larik-larik ghazalmu.
Hujan dalam puisimu tidak sama dengan hujan

yang menulis kata-kata dalam sajakku.
Sampaikan salamku kepada Sa'adi
bagaimana ia akan menuliselegi di jaman ini?

2014


MUNAJAT

Oleh Sulaiman Djaya

Aku tiba pada-Mu
seperti senja yang ranum.
Kepakan para unggas adalah perumpamaan
tentang bagaimana aku
harus menulis doa

dengan sungguh-sungguh

Sebelum adzan berkumandang, Tuhanku,
aku tak pernah tahu
sujud seperti apa
yang dapat menggali rindu.
Aku bahkan acapkali tersesat

menjelajahi semestaku sendiri
seperti sepi nyala mungil
di meja belajar masa kanakku.
Kata-kata di dalam hatiku
senantiasa mencari

kekasih yang mau mengerti.
Jika minyak lampu itu telah habis,
Tuhanku, anugerahkanlah mautku
maut sang perindu.
Mungkin seperti sebuah lagu

yang pernah didaraskan ibuku.


SUNGAI

Oleh Sulaiaman Djaya

Kebahagiaan tumbuh dengan sabar
seperti rumput di sisi embun.
Lumut adalah perumpamaan usiaku
dan Tuhan kita sama, duhai sahabat,

meski acapkali kita berbeda paham.
Setiap hari kita berebut peran
sebagai Samiri yang pandai
dan sesekali sebagai Zakaria

yang ragu saat ayah difirmankan.
Benarkah, oh Tuhan, sebab hamba
bukan manusia tanpa cela
dan terbebas dari lupa.

Dan di Hira sang Rasul pun bertanya :
apa yang harus kubaca ?
Aku pun bertanya apa yang harus kaucari
duh penyair?di jaman hingar bingar iklan

dan waktu yang hancur
di kotak-kotak televisi. Tak ada lagi
nubuat seperti bagi Musa di Tursina
atau mukjizat bagi Isa

di Lemabh Jordan. Mulut kita kadang
tak lagi suci
saat meneriakkan asma-asma Tuhan
yang kudus dan sunyi.

Kebahagiaan barangkali, duh sahabat,
ada dalam dusta kita masing-masing.
Dan biarlah asma-asma Tuhan
hadir dalam sepi, seperti sajak ini.


RAMADHAN

Oleh Sulaiman Djaya

Adakah makna haus seperti sunyi azan
yang memanggil-manggil? Di hatiku bernyanyi
selagu rebana milik seorang darwis pengelana.
Dengan sepi kubangun rumah dari kata

dan engkau adalah pintunya.
Apabila malam meninggalkan embun
rindu menyala di lelah matamu.
Aku adalah seorang tamu,

peziarah penggubah lagu-lagu.
Waktu adalah senja redup
yang ikhlas menggambar teka-teki rambutmu
dan puisi lahir dari ketabahan yang tak dipahami.

Bila kau melihat dengan hatimu,
para capung atau kupu-kupu
adalah sejumlah umpama
tentang apa saja yang diabaikan.

Hidup, barangkali, duh sayangku,
seperti sore yang tak rampung.
Dan ketika nama Tuhan dan para burung
terasa akrab dan sekaligus jauh.

2014

Gimana, bagus dan indah bukan kata-kata yang dilantunkan dalam puisi Sulaiman Djaya? Mudah-mudahan ada lagi generasi penyair lainnya yang bisa bagus dan lebih bagus dari beliau.

Demikian kumpulan puisi islami tentang kehidupan yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat ya, dan ayo puisinya bukan cuma dibaca saja, tapi cari makna yang terkandung di dalamnya dan aplikasikan dalam kehidupan kita. Terima kasih. Salam.

0 Response to "Kumpulan Puisi Islami Tentang Kehidupan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel