Apa Boleh Suami Menikah Lagi Tapi Sembunyi dari Istri Pertama? Inilah Jawabannya

Apa Boleh Suami Menikah Lagi Tapi Sembunyi dari Istri Pertama? Inilah Jawabannya

Entah apa yang diinginkan oleh para pria, hampir sebagian besar dari mereka selalu menginginkan lebih dalam hal pasangan. Jika sudah memiliki satu istri, bahkan mereka ingin memiliki dua, setelah dua bisa jadi ingin tiga dan seterusnya. Beberapa bulan kebelakang bahkan publik sempat dikejutkan dengan pemberitaan seorang ustadz yang memiliki sitri keduanya namun tanpa sepengetahuan dari istri pertama, Bahkan pernikahan ini sudah berlangsung selama 7 tahun lamanya sampai akhirnya diketahui publik.

Tidak ada yang salah bagi pria memiliki istri lebih dari satu selama memang masih bisa berlaku adil. Dan terpenting adalah ada sepengetahuan dari sitri pertama. Lantas bagaimana jika Suami menikah lagi dengan istri kedua tapi tidak sepengetahuan dari istri pertama?? Apakah dibolehkan?

Padahal sebelum menikah biasanya akan ditanyakan terlebih dahulu tentang asal usulnya, apakah kamu janda atau duda, apakah sudah pernah menikah sebelumnya atau belu, apakah sudah punya anak atu belum dan lain sebagainya.

Syaikh Ibnu Jibrin rahimahullah pernah ditanya apakah disyaratkan untuk sahnya nikah, seorang suami yang ingin poligami harus mengakui bahwa statusnya sudah menikah dengan wanita lain ketika tidak ditanya hal tersebut. Apakah ada konsekuensi jika ia berbohong mengatakan belum menikah saat ditanya (padahal sudah punya istri dan anak, pen.)?

Jawaban Syaikh Jibrin yang dilansir dari situs rumaysho.com nampaknya perlu kamu ketahui.
"Yang jelas seorang pria tidak mesti mengabarkan pada istri kedua atau keluarganya bahwa ia telah menikah sebelumnya (masih berkeluarga) ketika tidak ditanya".
Akan tetapi hal itu mustahil tersembunyi. Karena yang namanya nikah pasti akan menelusuri dan ingin mencari tahu keadaan masing-masing pasangan sebelum terjadinya akad, lantas diputuskan pantas ataukah tidak dijadikan pasangan.
"Yang jelas tidak boleh sampai menyembunyikan status dari kenyataan".
Jika sampai ada dusta di antara pasangan suami-istri tersebut, lantas akad sudah berlangsung, maka ada hak khiyar (memutuskan untuk lanjut ataukah tidak, pen.). Jika salah satunya mengaku bahwa ia belum menikah, padahal itu dusta, maka boleh memilih untuk fasekh (membatalkan nikah, pen.) atau boleh tetap lanjut. Begitu pula ketika ada yang mengaku sebagai gadis padahal tidak lagi gadis, maka boleh memilih lanjut ataukah membatalkan nikah. (Diambil dari Fawaid wa Fatawa Tahummu Al-Mar’ah Al-Muslimah, 114)

Kejujuran itu penting. Nikah atau berpoligami dengan kucing-kucingan pasti akan penuh dengan kedustaan. Tak percaya?

Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim, no. 2607)
Karena berpoligami itu adalah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sendiri mengajarkan kejujuran, maka berpoligami hendaklah berani untuk jujur.

Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber: https://rumaysho.com/15069-poligami-tanpa-diketahui-istri-pertama.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel